Pages

Saturday, March 5, 2011

Malam

Malam. Meski sunyi, ia adalah pendengar yang sangat baik. Saat semua terlelap, seringkali aku mengobrol dengannya. Obrolannya macam-macam. Biasanya, si penyiar radio suka nimbrung. Tapi kali ini, hanya aku, malam dan musik David Foster yang mengobrol. Musik David Foster sibuk bernyanyi, sedangkan aku dan malam mengobrol, seperti biasanya.

Topik pembicaraan kami tak pernah habis. Suatu kali kami bercerita tentang sahabat, atau pasangan yang belum kami miliki. Kadang hal-hal yang menyeramkan, yang berakhir dengan tidurku, atau hal-hal lucu yang membuatku tertawa. Terkadang kami bercerita soal tugas dan tanggung jawab yang berat. Terkadang aku kasihan dengan malam, yang harus berjaga-jaga jika matahari kembali muncul, sementara aku terlelap pulas menunggu esok.

Aku tahu. Dunia kami memang berbeda.

Tetapi kenyataannya, aku selalu merindukan malam!

Yah, karena malam selalu romantis. Mungkin kau pikir dia menyeramkan. Tapi kalau sudah kenal, dia baik kok. Dia juga humoris dan tenang. Terkadang ia menyebalkan, tetapi di kala ia menyebalkan, ia bisa jadi manis, manis sekali. Dia juga sangat sabar, mungkin karena kebiasaannya menunggu matahari?
Aku tak tahu.

Namun rasanya berat sekali meninggalkannya, semenit saja.

Fiuh. Aku kangen sekali sama malam.

Jakarta, 12:12 A.M., at my bed
Yulinda.K

say it in your language.