Pages

Monday, September 19, 2011

Pencuci Sang Saka Merah Putih

Waktu tanggal 17 kemarin, aku pergi ke daerah Menteng Atas untuk membagikan sembako dalam rangka bulan puasa dari gereja. Aku sedang di depan gedung Juang '45 yang berbenderakan merah putih ketika tiba-tiba aku berpikir, semua orang yang bersangkutan dengan bendera merah putih pada pertama kali diciptakan sepertinya namanya selalu dikenang, kecuali pencucinya. Siapa ya kira-kira pencuci bendera itu setelah dikibarkan? 'Kan katanya bendera itu tidak boleh menyentuh tanah, dan orang yang memegangnya tidak boleh sembarangan. Berarti pencuci benderanya juga tidak sembarang orang dong? Siapa ya?

Aku jadi membayangkan kalau-kalau aku mewawancarai pencuci bendera itu. Apa yang akan dikatakannya? Mungkin hal seperti, "Ya, meskipun saya tak dikenal, tetapi saya telah memegang bendera itu. Saya bangga juga lah!" Atau mungkin, "Saya sudah mencuci bendera ini selama bertahun-tahun. Masak saya ndak diberi penghargaan? Itu tuh, paskibra yang megang benderanya aja pake sarung tangan diumumin namanya siapa, mentang-mentang saya baru megangnya setelah upacara saja jadi ndak diumumin juga!"

Aku jadi ingin melambangkan negara ini dengan bendera tadi. Maksudku begini, bendera itu dicuci 'kan kotor bukan karena disimpan (termasuk faktornya juga sih, namun paling cuma 5%, itu pun karena disimpannya kelamaan, setahun), tetapi 'kan karena dikibarkan, jadi terkena debu dimana-mana. Ibaratnya kalau negara ini, Indonesia, dikibarkan di antara bangsa-bangsa, kena debu juga 'kan, baik dari bangsa lain atau bangsa sendiri. Karena itu, negara kita jadi kotor.

Nah, jika itu terjadi, haruslah ada orang-orang yang mau mencuci negara ini. Dan kitalah orang-orangnya, para warga negara Indonesia, negara ini. Sekarang, apakah kita mau menjadi pencuci negara ini? Apa jawaban yang akan kita lontarkan ketika nanti seseorang menanyakan tentang kita sebagai pencuci, seperti illustrasi tadi?

Manakah jawaban yang akan kita pilih?

Yuli

say it in your language.