Pages

Friday, July 22, 2011

Mama Takut Ulat Bulu

Hari ini aku jalan-jalan ke mal bersama mama, Kezia dan Meli, adik-adikku. Kami berniat untuk mencari buku pelajaran Meli dan aku, serta membelikan mainan dokter-dokteran yang sudah dijanjikan mama ke Kezia. Hari ini pencarian kami untuk buku pelajaran payah sekali, hanya 1 untuk masing-masing kami. Setelah pusing berputar-putar mencari buku, kami memutuskan untuk me-refresh diri kami dengan mencari mainan untuk Kezia. Kami pergi ke toko "Early Learning Center".

Aku mulai mencari-cari mainan untuk Kezia--dan tentu saja, mainan yang bisa menarik untuk dicoba. Ibuku memintaku untuk menentukan mainan yang pas untuk Kezia diantara 2 pilihan. Aku berakhir memilih 1 yang mahal akibat desakan Kezia. Saat mama ingin membayar mainan Kezia sambil bergurau tentang mahalnya harga mainan, Meli menemukan mainan yang menarik. 

Mainan itu dilemparkan kepadaku. Aku menatapnya setelah tersentak (sedikit). Sebuah replika (edisi geli dan lebih besar) dari ulat bulu. Meli berbisik, "lemparkan ke mama, deh."

Aku melihatnya lagi sejenak. Karena tidak berniat untuk mengagetkan mama, aku hanya menyampirkan mainan itu ke atas tangan mama yang sedang mengetik di BB-nya.

Sejenak kemudian, aku mendengar teriakan dan loncatan dari mama. Mama kaget. Untung tidak ada kasir disana, karena kasirnya sedang mengambilkan barang belian mama.

Aku tertawa. Semua tertawa. Ternyata, mama takut ulat bulu.

Yuli

say it in your language.